Pages

Rabu, 25 Mei 2011

Agar Engkau Dirindukan Bidadari

Duhai Putraku…

Sungguh…saat2 kehadiranmu…begitu menggetarkan tiap sudut hati ini.

Getaran bahagia yg tak pernah sanggup teruraikan lisan…bercampur rasa bimbang yg tak mungkin terlukiskan pena.

Ku bahagia…sebab begitu kusadari, dirimu bukan hanya penyejk mataku, tak semata belahan jantungku….Akan tetapi, engkau adalah “karunia terindah” Zat Yg Maha Pengasih; Pengatur langit & bumi, Yang telah membingkai teka-teki rezeki setiap makhluk ciptaanNya.


Yah, bukankah berjuta manusia di dataran bumi ini amat merindukan putra sepertimu?… namun sekali lagi… taqdir tlah tercatat abadi di sisiNya puluhan ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.

Dan kubimbang…karna pada saat yg sama, engkau tak sekadar anugrah Ilahi, tak hanya penghibur di kala sepi, penghapus kepenatan di saat lelah…

Engkau adalah titipan Ilahi…Engkau adalah “amanah” yg akan menanti tanggung-jawab demikan besar di Hari Perhitungn kelak… yg kadang membuat dadaku tersesak… nafasku tersentak.

Lantaran itu, bukanlah hal yg mustahil, jika pertanyaan2 itu slalu muncul terbias di benak…di setiap detak waktu kan terus hadir membayangiku…

Namun apa yg terjadi,…sepertinya lisan ini hanya bisa terbujur kaku, lumpuh ‘tuk mengurai jawaban ‘tak pasti atas pertanyaan2 yg amat men-syak-kan fikirku itu…

Duhai…

Sanggupkah Aku membesarkanmu- wahai putraku- diatas didikan yang membanggakan tiap jiwa para orang-tua?…agar kelak engkau membuatku tersenyum bahagia, bukan tertangis kecewa.

Cakapkah kedua tangan ini membingkai pribadimu dengan butiran2 mutiara iman?…agar kelak engkau kan fasih mendo’akanku saat ku terbaring di alam sana.

Mampukah Aku membimbingmu menjadi anak yg shaleh?…agar nantinya engkau ‘kan mengantarku kedalam SurgaNya…?dan bukan menyeretku kepada murkaNya.

Bisakah…kuasakah…kuatkah…diri ini menyelamatkan akhiratmu?…agar suatu saat engkau kan dapat meringankan pertanyaan2 itu?

Putraku…

Maka biarkanlah kalimat2 ini terukir abadi di balik dadamu. Kuncilah rapat2 lalu buanglah kuncinya!, agar ia kan terjaga selamanya.

Kututurkan…

“Jika kelak kau besar nanti, gantungkanlah cita-citamu setinggi mungkin,..setinggi yg engkau sanggupi…setinggi akhir hembusan nafasmu!

Jadikanlah “Izzah Islam” adalah mimpi-mimpi indah dalam setiap tidurmu!, agar kemuliaan rasa itu menyatu di hatimu.

Lalu Ingatlah…!bahwa bukanlah suatu kerugian, apatahlagi kehinaan, jika engkau kerahkan seluruh energimu, mendesak fikirmu, menekan waktumu dan segala yg Allah anugerahkan padamu untuk Dien-Nya yg mulia ini. Sebab itulah inti kemuliaan, itulah hakikak cinta seorang mu’min…cinta di atas cinta.

Lantas jadikanlah lentera al-Qur’an dan as-Sunnah sebagai penerang jalan hidupmu!

Dan sirah Para Salafussholeh sebagai penguat langkahmu!

Jika suatu saat nanti…

Pada rintangan2 yg begitu sulit engkau diperhadapkan…dan pada beban yg amat berat engkau dipikulkan…maka sadarilah…bahwa Allah senantiasa bersama setiap ayunan langkahmu…menyertai setiap tarikan nafasmu. Karna Ia adalah sebaik2 Pelindung & Penjaga.

Lalu dengan tegar, teruskanlah langkahmu…jangan engkau hiraukan perihnya ucapan orang2 jahil, sakitnya tudingan manusia2 tak berilmu!…akan tetapi bersabarlah atas kezaliman mereka terhadapmu, yakinlah akan setiap janji2 Allah…sebab dari situ-lah salah satu arah ‘kan datangnya hembusan “berita gembira” dariNya!…Anggap sajalah sebagai bunga2 perjuangan yg sedang bermekaran…halau sajalah duri2 itu…dan jangan pernah jadi lemah karenanya!

Ingatlah… bahwa engkau bukanlah seorang Nabi yg akan diuji dengan ujian yg tdk engkau sanggupi. Ujian akan selalu seimbang dengan denyut iman di dadamu. Sebab itu adalah salah satu ketepanNya yg pasti.

Dan jangan lupa…bahwa setiap terpaan badai itu adalah kemuliaan bagimu di sisiNya.

Lalu palingkanlah wajahmu dari orang-orang yg tlah terlelap dalam buaian lembut kenikmatan Dunia ini!….krna duniamu bukan dunia mereka!

Dan Jika sewaktu-waktu, dunia menghampirimu, maka ajaklah agar ia menyertaimu menjadi penunjang tercapainya mulia cita2mu itu! Dan jangan pernah lalai darinya.

Jika ia mulai melirik lalu mengusik dan berusaha mengaburkan ukiran di dadamu itu, sungguh suatu kemuliaan jika engkau melemparnya jauh ketengah laut. Sebab sejatinya ia adalah musuh bagimu. …Ia memang indah, laksana pengantin2 baru, menggugah hati, memabukkan jiwa, bahkan memalingkan perhatian dari segalanya…akan tetapi hakikatnya adalah racun yg selalu siaga meluluh lantakkan iman di dadamu; ia tenang akan tetapi sigap, lembut namun berbisa.

Lantas jadikanlah pelajaran orang2 yg telah binasa dipelukannya, seperti fir’aun, Qorun, Hamaan, agar engkau selalu mewanti2 dirimu darinya.

Sekali lagi, luruskan dan luruskanlah langkahmu…hingga engkau tak sanggup lagi mengayungkannya.

jika saatnya pun tiba. Engkau tak kuasa lagi mendaki cita2mu itu, lantas Perjuanganmu menawar jiwa & ragamu…maka sadarilah kembali… bahwa untuk kondisi seperti inilah engkau memang dilahirkan. Karena disitulah puncaknya; yaitu menyandang mahkota syahadah di jalan kemulian-Nya.

Karena Engkau, Aku dan siapa pun di muka bumi ini, adalah milik-Nya seutuhnya.

Bukankah itulah setinggi-tinggi cita2?.

Agar engkau dirindukan Bidadari yg kian tak sabar menantimu di dalam Jannah-Nya.

Narasumer : Ustadz Sirajuddin Qosim, Lc (Alumni LIPIA Jakarta)
sumber: abuthalhah.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas perhatian nya!!! ^^