Beliau adalah sosok yang
sederhana. Kesan pertama banyak orang terhadap beliau adalah sosok yang ramah
terhadap sesama dan pekerja keras. Aku adalah anak laki-laki seorang
dikeluarga. Beliau mengajarkan kepadaku. Bagaimana dapat mengarungi kehidupan
dengan penuh kekuatan dan bagaiman kita menyikapi kegagalan dengan penuh
kesabaran dan berusaha lebih lagi agar tujuan yang dicita-citakan dapat
tercapai.
Semenjak kecil, salah satu hal
yang terlintas dikepala ku ketika pagi hari di SD tempat aku sekolah dulu. Sudah
menjadi kebiasaan datang ke sekolah pagi-pagi sekali. Pukul enam pagi aku sudah
sampai ke sekolah. Dan saat-saat setelah itu banyak teman-teman yang diantar
ayanya ke sekolah. Sebagai seorang anak SD aku bermimpi dapat seperti mereka,
ke sekolah diantar dengan mobil pasti enak, tapi apakata beliau ketika aku ingin
diantar kesekolah. Aku tak ingat jawaban pasti dari beliau tapi….
Seingatku beliau ingin mengajarkan kepadaku bagaimana harus MANDIRI. Hidup dengan penuh kebersahajaan dan ketekunan.
Seingatku beliau ingin mengajarkan kepadaku bagaimana harus MANDIRI. Hidup dengan penuh kebersahajaan dan ketekunan.
Beliau adalah sosok yang keras
nan humoris. Ia sering bercengkrama dengan ketiga cucunya yang masih lucu-lucu.
Hampir setiap pagi anakku sabila sering dijemur dibawah matahari pagi. Bercanda
dengan ibu seperti sepasang kekasih yang baru saja mengucapkan janji sehidup
semati. Beliau juga orang yang jarang mengeluh, ketika ia menderita pusing
jarang sekali ia mengaduh. Beliau hanya diam dan istirahat diatas tempat tidur.
Serba bisa. Beliau dapat melakukan hal apa saja yang berurusan dengan rumah
tangga. Mulai dasri mengasah pisau, memasang stop kontak, sampai membetulkan
pompa air, mobil, sampai memasak pun beliau jagonya.
Bukan hanya kehidupan duniawi
saja beliau adalah orang yang patut dicontoh. Urusan akhirat pun beliau adalah
suri tauladan kami di rumah. Shalat Tahajjud yang tak pernah putus, shalat
dhuha yang setiap hari beliau jalnkan hingga lima waktu yang begitu rajin ke
mesjid. Ia adlah imam kami dirumah, pun begitu beliau adalah sosok yang
dikagumi di lingkungan masyarakat kami. Kepeduliannya terhadap lingkungan
sehingga menjadikan beliau sosok yang dituakan.
Sudah seminggu lebih sejak aku
menulis catatan di atas. Baru hari ini aku sanggup dan sempat untuk menulis
lagi. Cerita tentang bapak memang tak kan pernah habis. 24 tahun lebih
mengiringi aku hidup semenjak kecil hingga sekarang. Pendiriannya yang kuat
seolah peka zaman, sangat mempengaruhi pola piker ku sekarang. Tidak mau
menyusahkan orang lain juga satu hal ini yang bapak junjung tinggi dalam hidup.
Ia seolah orang yang dapat berdirin kokoh diantara ombak masalah kehidupan
datang mendera. Keuletannya dalam menyonsong
hidup patut dicontoh oleh semua anak-anaknya. Dengan segala atribut yang
dimiliki bapak, kebiasannya, becandanya, sungguh membuat kami rindu kepadanya,
semua kesedihan itu hanya dapat ku obati dengan do’a yang tak pernah henti ku
panjatkan kehadirat Allah Subhanallah
Wata’ala untuk bapak.
Ia adalah tipe orang yang jarang
memuji di depan anak-anaknya. Namun aku yakin di dalam hatinya yang paling
dalam ia pasti bangga kepada anak-anaknya. Pujian yang jarang dilontarkan
menurut pandangan ku, bapak ingin anak-anaknya kuat dalam menghadapi hidup, mau
dan mampu bekerja keras sehingga tidak terlena dengan kecukupan yang kami alami
sekarang. Didikannya yang cenderung konvensional namun saat ini kami rasakan
begitu indah dan bermanfaat untuk mengarungi hidup di dunia dan bagaimana harus
membekali diri untuk kampung akhirat. Bagaimana ia mengajarkan shalat berjamaah
di Mesjid, meski tak pernah sepatah kata pun terlontar dari mulutnya untuk
mengajak ku shalat, bertahun-tahun ia lakukan shalat berjamaah semenjak aku
disekolah dasar sampai kemudian aku SMA, aku baru memulai mengikuti jejak
bapak untuk shalat di Mesjid. Contoh, adalah pil yang paling mujarab untuk
mengajak orang dalam kebaikan. Dibandingkan dengan orang yang suka celoteh namun
tak pernah dikatakan, namun dengan didikan contoh yang diajarkan bapak membuat
aku seperti terbius dengan kebiasannya itu.
Bapak adalah orang yang tidak
bisa berbicara di depan umum. Maka tidak heran ia tidak pernah ceramah di
Mesjid kami. Namun ia orang yang gemar memberikan nasihat-nasihat kehidupan
yang penuh makna dihadapan kami ketika waktu makan tiba. Sampai pada akhir
hayatnya ia tidak pernah mengeluh. Masih hangat terekam kejadian dua minggu
lalu, tepatnya tanggal 21 Agustus 2008. Aku pulang di rumah sehabis dari kantor
sekitar pukul 6 sore. Rutinitas ku masih seperti biasa, pulang kerja langsung
shalat berjamaah di Masjid dengan bapak
ada diantara jamaah tentunya. Setelah itu aku pulang ke rumah dan waktu
berjalan cepat sampai waktu isya tiba. Kali ini bapak yang menjadi imam. Tak
ada perasaan menggelayut waktu itu. Semua berjalan seperti biasanya, sampai
ketika kami memutuskan untuk makan malam di rumah bapak, kebetulan jarak rumah
ku dengan orang tua hanya beberapa meter saja, ia berkata “makan aja duluan
nanti bapak nyusul, dada bapak agak sesak nih”, begitulah gumamnya, kami
melanjutkan makam malam bersama.
Ketika makan selesai kami
mengunjungi bapak di kamarnya, ternyata ia kegerahan, aku lap keringatnya yang
membasahi sekujur tubuhnya. Kakak ku mengeluarkan angin dengan cara mengkop
badannya. Tak lama kemudian ia sendawa. Senang rasanya mendengar angin yang
keluar, akhirnya aku putuskan untuk pulang ke rumah ku.
Ketika aku ingin ganti baju,
terdengar suara teriakan ibu yang membuat jantung ku berdetak bergitu kencang,
aku lari menghampiri rumah dan mendapati bapak sudah tak sadarkan diri, kakak
kudapati telah menangis, namun aku tahu peristiwa itu adalah peristiwa malaikat
pencabut nyawa yang sedang memisahkan ruh bapak dari badannya, tak ada perasaan
sedih yang menghinggapi aku waktu itu, yang ada adalah kewajiban seorang anak
yang harus mentalkin kalimat Laa Ilaha
Illallah Muhammadarrasulullah, tergerak bibir bapak mengikuti ajaran ku…..
Ternyata itu adalah momen yang paling mengharu biru perasaan ku selama aku hidup. Bapak meninggal di atas pangkuan ku, peristiwa yang sangat mengetuk keimanan ku, terbayang ketika nanti aku mengalaminya. Engkau telah menunjukkan kekuasaan-Mu padaku hari ini, bahwasanya setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati (Q.S Al-Ankabut : 57)
Ya Rabb, ampuni dosa kami dan golongkanlah kami termasuk orang-orang yang beruntung hidup di dunia….
Kami akan terus mendo’akan mu
pak, sampai ketemu di akhirat…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas perhatian nya!!! ^^